Definisi dan Dampak Terhadap Lingkungan
Pnegertian Eksplorasi
Eksplorasi adalah penyelidikan lapangan untuk mengumpulkan data/informasi selengkap mungkin tentang keberadaan sumberdaya alam di suatu tempat.
Kegiatan eksplorasi sangat penting dilakukan sebelum pengusahaan bahan tambang dilaksanakan mengingat keberadaan bahan galian yang penyebarannya tidak merata dan sifatnya sementara yang suatu saat akan habis tergali. Sehingga untuk menentukan lokasi sebaran, kualitas dan jumlah cadangan serta cara pengambilannya diperlukan penyelidikan yang teliti agar tidak membuang tenaga dan modal, disamping untuk mengurangi resiko kegagalan, kerugian materi, kecelakaan kerja dan kerusakan lingkungan.
Tahapan Eksplorasi
Pemilihan Metode
Metode eksplorasi yang digunakan umumnyadikelompokkan menjadi tiga, yaitu :
1. Cara tidak langsung :
a. Geofisika dan
b. Geokimia.
2. Cara langsung :
a. Pemetaan langsung dan
b. Pemboran.
3. Gabungan cara langsung dan tak langsung
1. Studi Pendahuluan.
Tahap ini merupakan aktifitas persiapan sebelum melakukan kegiatan di lapangan yang meliputi studi literatur dari hasil penelitian terdahulu terhadap daerah yang akan diselidiki, mempelajari konsep-konsep geologi, interpretasi foto udara maupun citra landsat dan studi model mineralisasi yang diperkirakan berdasarkan data geologi yang ada, penyiapan peta kerja, peralatan, membuat rencana percontohan, dan melakukan proses perizinan dengan instansi terkait. Studi pendahuluan ini akan sangat membantu kelancaran kerja selanjutnya di lapangan.
2. Survai Tinjau (Reconnaissance).
Pada tahap ini dilakukan survai (peninjauan) secara sepintas pada daerah-daerah yang diperkirakan menarik berdasarkan dari data geologi guna mengetahui indikasi mineralisasi di lapangan. Peninjauan langsung di lapangan dengan melakukan pengamatan terhadap endapan sungai aktif. Skala peta yang dipakai adalah mulai dari 1:200.000 sampai dengan 1:100.000.
Survei Tinjau (Reconnaissance) merupakan kegiatan eksplorasi awal yang terdiri dari pemetaan geologi regional, pemotretan udara, citra satelit dan metoda survey tidak langsung lainnya untuk mengidentifikasi daerah-daerah anomali atau mineralisasi yang prospektif untuk diselidiki lebih lanjut. Sasaran utama dari peninjauan ini adalah mengidentifikasi daerah potensial (prospek) yang diperkirakan mengandung mineralisasi/cebakan skala regional terutama berdasarkan hasil studi geologi regional dan analisis penginderaan jarak jauh untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut. Pada tahapan ini juga dilakukan pekerjaan pemboran. Lebih jelasnya, pekerjaan yang dilakukan pada tahapan ini adalah :
- Pemetaan geologi dan topografi skala 1 : 25.000 sampai skala 1 : 10.000. Penyelidikan geologi adalah penyelidikan yang berkaitan dengan aspek-aspek geologi diantaranya: pemetaan geologi, parit uji, sumur uji. Pada penyelidikan geologi dilakukan pemetaan geologi yaitu dengan melakukan pengamatan dan pengambilan conto yang berkaitan dengan aspek geologi di lapangan. Adapun pengamatan yang dilakukan meliputi : jenis litologi, mineralisasi, ubahan dan struktur pada singkapan, sedangkan pengambilan conto berupa batuan terpilih..
- Pembuatan sumur uji
- Survei geofisika : aeromagnet.
- Hasilnya sumber daya emas hipotetik sampai tereka
- Prospeksi Umum (General Prospection)
Tahapan prospeksi dilakukan untuk mempersempit daerah yg mengandung cebakan mineral yang potensial. Kegiatan penyelidikan dilakukan dengan cara pemetaan geologi dan pengambilan percontoh awal, misalnya paritan dan pemboran yang terbatas, studi geokimia dan geofisika, yang tujuannya adalah untuk mengidentifikasi suatu Sumberdaya Mineral Tereka (Inferred Mineral Resources) yang perkiraan kuantitas dan kualitasnya dihitung berdasarkan hasil analisis kegiatan di atas.
Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahapan survai tinjau. Cakupan daerah yang diselidiki sudah lebih kecil dengan skala peta antara 1:50.000 sampai dengan 1:25.000. Data yang didapat meliputi morfologi (topografi) dan kondisi geologi (jenis batuan/stratigrafi, hubungan stratigrafi, dan struktur geologi yang berkembang). Pengambilan conto pada daerah prospek secara alterasi dan mineralisasi dilakukan secara sistematis dan terperinci untuk analisa laboratorium, sehingga dapat diketahui kadar/kualitas cebakan mineral suatu daerah yang akan dieksplorasi.
4. Eksplorasi
Tahapan ini merupakan tahapan lanjutan setelah survey tinjau dan prospeksi. Tujuan tahap eksplorasi adalah untuk mengetahui sumber daya cebakan mineral secara rinci, yaitu untuk mengetahui, menemukan, mengidentifikasi dan menentukan gambaran geologi dan pemineralan berdasarkan ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas dan kualitas suatu endapan mineral untuk kemudian dapat dilakukan analisa/kajian kemungkinan dilakukannya pengembangan secara ekonomis.
Tahapan eksplorasi dibagi dua, yaitu eksplorasi umum dan eksplorasi rinci. Eksplorasi umum rnerupakan deliniasi awal dari suatu endapan yang teridentifikasi, setelah itu dilanjutkan dengan tahap eksplorasi rinci yaitu tahap eksplorasi untuk mendeliniasi secara rinci dalarn 3-dimensi terhadap endapan mineral yang telah diketahui dari pencontohan singkapan, paritan, lubang bor, shafts dan terowongan. Pada dasarnya pekerjaan yang dilakukan pada tahapan eksplorasi ini adalah :
- Pemetaan geologi dan topografi skala 1 : 5000 sampai 1 : 1000
- Pengambilan conto dan analisis conto
- Penyelidikan Geofisika, yaitu penyelidikan yang berdasarkan sifat fisik batuan, untuk dapat mengetahui struktur bawah permukaan serta geometri cebakan mineral. Pada survey ini dilakukan pengukuran Topografi, IP, Geomagnit, Geolistrik.
- Pemboran inti
- Hasilnya sumber daya bijih emas terunjuk dan terukur
Kesan (pengaruh) Eksplorsi Terhadap lingkungan
SURVEI SEISMIK
Metode seismik merupakan salah satu bagian dari seismologi eksplorasi yang dikelompokkan dalam metode geofisika aktif, dimana pengukuran dilakukan dengan menggunakan ‘sumber’ seismic (palu, ledakan, dll). Setelah usikan diberikan, terjadi gerakan gelombang di dalam medium (tanah/batuan) yang memenuhi hukum-hukum elastisitas ke segala arah dan mengalami pemantulan ataupun pembiasan akibat munculnya perbedaan kecepatan. Kemudian, pada suatu jarak tertentu, gerakan partikel tersebut di rekam sebagai fungsi waktu. Berdasar data rekaman inilah dapat ‘diperkirakan’ bentuk lapisan/struktur di dalam tanah.
Eksperimen seismik aktif pertama kali dilakukan pada tahun 1845 oleh Robert Mallet, yang oleh kebanyakan orang dikenal sebagai bapak seismologi instrumentasi. Mallet mengukur waktu transmisi gelombang seismik, yang dikenal sebagai gelombang permukaan, yang dibangkitkan oleh sebuah ledakan. Mallet meletakkan sebuah wadah kecil berisi merkuri pada beberapa jarak dari sumber ledakan dan mencatat waktu yang diperlukan oleh merkuri untuk be-riak. Pada tahun 1909, Andrija Mohorovicic menggunakan waktu jalar dari sumber gempa bumi untuk eksperimennya dan menemukan keberadaan bidang batas antara mantel dan kerak bumi yang sekarang disebut sebagai Moho.
Pemakaian awal observasi seismik untuk eksplorasi minyak dan mineral dimulai pada tahun 1920an. Teknik seismik refraksi digunakan secara intemsif di Iran untuk membatasi struktur yang mengandung minyak. Tetapi, sekarang seismik refleksi merupakan metode terbaik yang digunakan di dalam eksplorasi minyak bumi. Metode ini pertama kali didemonstrasikan di Oklahoma pada tahun 1921.
Pelaksanaan survey seismik melibatkan beberapa departemen yang bekerja secara dan saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Departemen-departemen yang terlibat antara lain: Topografi, Seismologist, Processing, Field Quality Control (QC) dan departemen pendukung lainya. Dept. Topografi bertugas untuk memplotkan koordinat teoretik hasil desain. Dept Seismologist bertugas mulai dari pembentangan kabel, penempatan Shot point (proses drilling dan preloading) dan selanjutnya dilakukan penembakan dan recording yang teknis pelaksanaanya dikerjakan di LABO. Data hasil recording diolah oleh departemen processing untuk mendapatkan output data akhir pelaksanaan survey. Untuk mengontrol serta meningkatkan kualitas dalam kegiatan akuisisi data seismik maka dilakukan juga Field QC.
Potensi Dampak Buruk Eksplorasi Seismik
Pada dasarnya, semua perusahaan yang terlibat dalam eksplorasi minyak dan gas bumi harus memperhitungkan berbagai faktor risiko yang terkait dengan mereka selama masa eksplorasi berlangsung. Khususnya pada perusahan-perusahaan yang menggunakan metode eksplorasi seismic sebagai metode dalam pencarian minyak dan gas bumi pada suatu daerah tertentu. Diantaranya berbagai dampak yang mungkin di timbulkan dari pelaksanaan eksplorasi tersebut. Diantaranya :
1. Dampak terhadap kondisi sosial
- Banyaknya masyarakat setempat yang diperkerjakan sebagai buruh kasar pada eksplorasi seismic dan akan menyebabkan konflik kecemburuan terhadap orang pendatang yang bekerja.
- Terkadang Kurangnya sosialisasi terkait rencana eksplorasi seismic terhadap masyarakat setempat yang akan menyebabkan demonstrasi karena merasa daerahnya di eksploitasi.
- Kurangnya penanganan masalah polusi dan pencemaran akan menyebabkan masyarakat bergejolak.
2. Dampak terhadap kondisi ekonomi
- Upah buruh yang rendah pada suatu proyek eksplorasi seismik akan menyebabkan demonstrasi karena mereka merasa dimanfaatkan atau di eksploitasi.
3. Dampak terhadap kondisi budaya masyarakat
- Masuknya budaya-budaya yang tidak sesuai dengan agama dan adat istiadat setempat karena banyaknya orang-orang pendatang baru yang bekerja pada saat eksplorasi seismic berlangsung.
- Tersingkirnya budaya/adat istiadat setempat akibat masuknya budaya asing.
Selain 3 dampak utama yang sering terjadi pada saat eksplorasi seismic tersebut, baru-baru ini para peneliti Dunia mempublikasikan suatu survey tentang dampak buruk eksplorasi seismic di Gabon Loango Taman Nasional yang mengakibatkan satwa liar penghuni hutan tersebut. kegiatan eksplorasi seismic dapat menyebabkan gajah menghindar cukup jauh dari habitatnya untuk menghindari gangguan. Hasil studi juga menunjukkan bahwa kegiatan seismik dapat menyebabkan gangguan pada gorilla dan hewan lainnya.
Dampak kebisingan dari aktivitas seismic mengakibatkan mamalia pada hutan hujan terancam spesiesnya. seperti gajah hutan Afrika yang memiliki beberapa keturunan merasa terganggu yang menyebabkan mereka pindah dari suatu ekosistem tersebut. kegiatan eksplorasi seismic minyak dan gas bumi di hutan hujan telah mengakibatkan sejumlah keprihatinan yang mendalam tentang dampak sosial dan ekologi. Selama eksplorasi minyak seismik, pendinamitan dan kegiatan manusia lainnya dapat menghasilkan suara sangat keras sampai 10.000 kali lebih keras dari sebuah pesawat jet terbang pada ketinggian 300 m.
Studi Kasus Dampak Buruk Eksplorasi Seismik
Warga mencabuti kabel yang digunakan untuk survei seismik migas yang melintasi kawasan perkampungan penduduk. Mereka khawatir, peledakan dalam proses survey seismik berdampak negatif pada kondisi lingkungan.
SURVEI SEISMIK; Belasan Rumah Warga Retak Karena Ledakan
Jombang – Warga Desa Sumbermulyo Kecamatan Jogotoro, Jombang keluhkan aktifitas survei seismik. Akibat ledakan survei seismik, Sabtu (15/5), belasan rumah milik mengalami keretakan. ledakan dinamit dalam tanah untuk mencari sumber minyak menyebabkan 16 rumah warga retak. Selain menyebabkan rusaknya rumah warga, ledakan keras survei seismik juga membuat warga tersentak.
Kata salah seorang warga desa tersebut. Ganti rugi yang diberikan tidak sebanding dengan kerusakan rumah yang dialami. “Sudah dikasih ganti rugi sebesar Rp. 900 ribu. Kalau lihat kerusakannya, jumlah itu kurang,” katanya. Khoirul menambahkan, 15 warga yang rumahnya rusak juga mendapatkan ganti rugi dari PT Saripari Geosains.
Sementara, humas PT Saripari Geosains, Susanto mengatakan, pihaknya telah memberikan ganti rugi atas kerusakan rumah akibat ledakan dinamit dari survei seismik. “Ganti rugi atas kerusakan itu antara Rp 800 ribu hingga Rp 1,3 juta.”
Warga Protes
Penolakan survei seismik juga dilakukan warga Desa Pulo Kecamatan Jombang, Selasa (11/5). Mereka mencabuti kabel yang digunakan survei seismik migas yang melintasi kawasan tersebut. Menurut warga, aksi tersebut merupakan bentuk protes atas proses survei yang mengabaikan keberadaan warga. “PT Sari Pari tidak izin dulu kepada warga. Kami juga khawatir peledakan untuk mencari sumber minyak akan berdampak pada lingkungan,” kata Djoko Fatah Rachim, salah seorang warga.
Sementara itu, PT Sari Pari sebagai perusahaan yang ditunjuk PT Exxon Mobil Indonesia (EMI) untuk melakukan survei seismik di Kabupaten Jombang membantah tidak melakukan sosialiasi kepada warga sebelum melakukan peledakan. Sosialisasi tersebut dilakukan melalui pemerintahan desa.
Walhi Desak Hentikan Survei Seismik
Survei seismik dengan metode peledakan akan berdampak besar pada lingkungan hidup. Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Timur mendesak agar survey untuk mencari sumber minyak tersebut dihentikan.
Menurut Ketua Dewan Daerah Walhi Jatim, Muhammad Masrur, metode peledakan pada survei seismik berpotensi mengancam fungsi ekologis lingkungan hidup. Apalagi, peledakan tersebut dilakukan di areal persawahan. “Survei dengan metode peledakan akan mengganggu fungsi ekologis lingkungan hidup,” ujarnya saat dihubungi via phone, Senin (17/5) petang.
Selain itu, lanjut Masrur, metode peledakan juga bisa mengancam keselamatan manusia jika survei seismik tersebut dilakukan di kawasan padat penduduk. “Atas nama Walhi, kami meminta survei seismik dihentikan
Solusi bagi masalah ini adalah gunakanlah peralatan yang ramah lingkungan dalam arti peralatan tersebut tidak merusak ekosistem lingkungan.
0 komentar
Post a Comment
1. Komentar dengan kata yang sopan
2. Tidak dibenarkan menempatkan link aktif
3. Ajukan pertanyaan yang berhubungan dengan artikel
Terima kasih atas perhatiannya.